Dahulu, orang berimajinasi bisa terbang seperti burung. Kini, dengan sentuhan teknologi, orang bisa mewujudkan impiannya untuk terbang dengan membuat pesawat. Bahkan, penerbangan bisa dilakukan hingga luar angkasa. Contoh tersebut adalah bukti bahwa pengembangan teknologi tak hanya mampu menyelesaikan masalah, tetapi juga bisa mewujudkan imajinasi dan impian yang sebelumnya dianggap mustahil.
Salah satu teknologi yang mungkin bisa mewujudkan imajinasi manusia berikutnya adalah nanoteknologi. Teknologi tersebut mempelajari tentang struktur dalam aras atom dan molekul serta rekayasanya.
"Nanoteknologi bisa membantu para arsitek mewujudkan imajinasi tanpa batas. Banyak arsitek memiliki imajinasi liar tapi mungkin tak bisa mewujudkan karena keterbatasan," kata Dr. Ir Danang Priatmodjo, dekan Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta, Rabu (1/12/2010).
Dalam bidang arsitektur, seringkali pembuatan rancangan terkendala karena ketiadaan bahan atau harga bahan yang diinginkan terlalu mahal. Akhirnya, rancangan seringkali tak bisa direalisasikan.
"Dengan nanoteknologi, mungkin bisa diupayakan bahan yang lebih murah. Selama ini kan kalau biaya realisasi rancangan terlalu besar kan pasti donaturnya keberatan," lanjut Danang yang juga menjadi staf di jurusan Arsitektur.
Danang menekankan, para arsitek tentunya tak akan merekayasa bahan. Tetapi jika para ilmuwan lain mampu menyediakan bahan-bahan yang lebih bervariasi dan terjangkau, tentu akan lebih banyak rancangan yang bisa dieksekusi.
Salah satu teknologi yang mungkin bisa mewujudkan imajinasi manusia berikutnya adalah nanoteknologi. Teknologi tersebut mempelajari tentang struktur dalam aras atom dan molekul serta rekayasanya.
"Nanoteknologi bisa membantu para arsitek mewujudkan imajinasi tanpa batas. Banyak arsitek memiliki imajinasi liar tapi mungkin tak bisa mewujudkan karena keterbatasan," kata Dr. Ir Danang Priatmodjo, dekan Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta, Rabu (1/12/2010).
Dalam bidang arsitektur, seringkali pembuatan rancangan terkendala karena ketiadaan bahan atau harga bahan yang diinginkan terlalu mahal. Akhirnya, rancangan seringkali tak bisa direalisasikan.
"Dengan nanoteknologi, mungkin bisa diupayakan bahan yang lebih murah. Selama ini kan kalau biaya realisasi rancangan terlalu besar kan pasti donaturnya keberatan," lanjut Danang yang juga menjadi staf di jurusan Arsitektur.
Danang menekankan, para arsitek tentunya tak akan merekayasa bahan. Tetapi jika para ilmuwan lain mampu menyediakan bahan-bahan yang lebih bervariasi dan terjangkau, tentu akan lebih banyak rancangan yang bisa dieksekusi.
Salah satu yang mungkin bisa dibuat dengan nanoteknologi adalah ruangan akustik. "Nantinya mungkin bisa dikembangkan material baru untuk memenuhi kebutuhan ruangan akustik, bisa ada material yang lebih kedap," kata Danang.
Namun, untuk mengupayakan perkembangan nanoteknologi tersebut, Danang menekankan perlunya pengenalan terlebih dahulu. Karena itulah, Universitas Tarumanagara bekerjasama dengan Centre Culturel Francais (CCF) mengadakan Expo Nano.
"Pameran ini masih pengenalan tingkat dasar tentang nanoteknologi. Kalau diibaratkan, ini masih membaca buku ilmiah populer. Ke depan, kita ingin mengembangkan hal ini di universitas," ujar Danang.
Pameran yang diadakan dari tanggal 2 hingga 16 Desember 2010 itu diharapkan bisa memupuk minat di kalangan mahasiswa dan dosen di bidang nanoteknologi. Muaranya, kalangan universitas bisa berperan dalam teknologi tersebut.
"Kita rencanakan pameran ini dulu. Nantinya, mungkin nanoteknologi bisa disisipkan di beberapa sesi mata kuliah tertentu. Jika berjalan, mungkin nanti ada mata kuliahnya sendiri atau mungkin bahkan laboratoriumnya," ungkap Danang.
Namun, untuk mengupayakan perkembangan nanoteknologi tersebut, Danang menekankan perlunya pengenalan terlebih dahulu. Karena itulah, Universitas Tarumanagara bekerjasama dengan Centre Culturel Francais (CCF) mengadakan Expo Nano.
"Pameran ini masih pengenalan tingkat dasar tentang nanoteknologi. Kalau diibaratkan, ini masih membaca buku ilmiah populer. Ke depan, kita ingin mengembangkan hal ini di universitas," ujar Danang.
Pameran yang diadakan dari tanggal 2 hingga 16 Desember 2010 itu diharapkan bisa memupuk minat di kalangan mahasiswa dan dosen di bidang nanoteknologi. Muaranya, kalangan universitas bisa berperan dalam teknologi tersebut.
"Kita rencanakan pameran ini dulu. Nantinya, mungkin nanoteknologi bisa disisipkan di beberapa sesi mata kuliah tertentu. Jika berjalan, mungkin nanti ada mata kuliahnya sendiri atau mungkin bahkan laboratoriumnya," ungkap Danang.
0 comments:
Post a Comment